Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Belajar di Negeri Gingseng Impian atau Keberuntungan?


Pada hari kamis tanggal 09 Februari 2022 langkah kakiku secara resmi menginjakkan di Negeri Gingseng. Meskipun prosesnya lama dengan berbagai cerita akhirnya pada tahun ini sampai juga disini. Negeri ini akan menjadi tempat tinggal saya sementara untuk berjuang mencari ilmu. Lembaran dan perjalanan  baru akan segera dimulai. Perjuangan dan tantangan suka duka akan menjadi cerita pada lembaran-lembaran berikutnya. Sebelum jauh kedepan saya mencoba flashback menceritakan kembali bagaimana akhirnya saya bisa berada di Negeri ini. Apakah ini sebuah impian atau hanya sebatas kebetulan ? 

Saya pernah dengar dari seorang guru saya, bahwa semua yang terjadi di dunia ini tidak ada yang kebetulan, semua sudah menjadi suratan Tuhan. Semua akan menerima takdir yang digariskan oleh yang Maha Kuasa, tinggal bagaimana upaya kita untuk menjemput takdir itu. Tak jauh beda dengan Jodoh, Rejeki, Mati itu semua sudah menjadi takdir ilahi, namun bagaimana kita mengikhtiarkannya kan!. Jadi kembali lagi, kalau dibilang kebetulan juga kurang pas, toh semua sudah ada garis jalanya yang mengantarkan saya menuju titik ini. Namun ada upaya yang saya lalui dari sekian proses menggapai ketentuan ilahi ini. 

Sekarang kalau dibilang impian, saya juga belum pernah membayangkan atau memimpikan bahwa Korea Selatan menjadi tujuan saya untuk melanjutkan studi. Impian untuk belajar ke Luar Negeri iya, tapi saya tidak pernah memiliki bayangan Negara ini (Korea) menjadi impian yang saya idamkan saat itu. Sejak sekolah madrasah saya memiliki idaman untuk bisa belajar di Luar Negeri, namun negara-negara favorit yang  saya kenal saat itu menjadi idaman untuk belajar disana diantaranya, Jepang, Jerman dan Australia. Negara itulah yang populer di telinga saya saat itu. Sehingga saya memiliki impian besar bisa melanjutkan studi disana, terutama Jepang yang menjadi impian karena saat itu sangat populer dengan kemajuan teknologinya. Sampai detik terakhir pun saya sudah menyiapkannya, mulai dari proposal riset untuk mencari promotor, hingga alamat email dari Profesor di Negeri Sakura tersebut. 

Singkat cerita, semua memang berjalan secara spontanitas. Disaat akhir-akhir ini Negara Korea Selatan juga lagi populer-populernya di telinga saya, mulai dari tren Korea, Drama Korea, K-Pop, BTS, Artis-artisnya yang menjadi banyak idola warga Negara Indonesia. Meskipun saya juga tidak mengikuti betul drama-drama Korea yang lagi hits apalagi ditanyain terkait artisnya, sama sekali tidak tau sama sekali. Namun saya secara spontan mendaftar, karena saat itu saya mendapat broadcast dari salah satu grup WhatsApp yang menginformasikan peluang perekrutan Mahasiswa Master dan Phd yang ditawarkan oleh Departemen Industrial Data Science and Engineering, salah satu Universitas di Korea Selatan. Saya tidak begitu detail juga membaca poster tersebut, saya fikir poster tersebut sesuai dengan jurusan saya, karena ada kata Industrial Engineering nya. Dimana dalam poster tersebut membuka peluang untuk mengisi di berbagai Laboratorium (Lab) yang ada di departemen tersebut, kurang lebih ada 9 Lab yang ditawarkan dengan masing-masing Lab tersedia Profesor sebagai promotornya. Poster tersebut menginformasikan bahwa program ini adalah program join degree antara 2 universitas. Langsung saja seperti dibawah inilah poster yang ditawarkan saat itu: 
Ya dari perantara poster inilah yang akhirnya membawa saya menempuh pendidikan di Korea. Poster ini dikirim secara spontan yang tidak saya ketahui jauh-jauh hari. Batas waktu pendaftaran dengan informasi yang saya terima juga sangat singkat. Namun proses selanjutnya yang akan memakan waktu lama. Bagaimana prosesnya dan lika likunya akan coba saya uraikan di part tulisan berikutnya.

Singkatnya saya tertarik untuk mendaftar dari beberapa pilihan Lab yang ditawarkan, karena kelihatannya sangat simpel tidak membutuhkan proposal riset, hanya mengirimkan Curriculum Vitae untuk mengenalkan diri pendaftar ke Panitia atau langsung ke Lab yang dituju. Dari situ juga saya belum mempelajari dengan detail, program beasiswa apa yang ditawarkan, apa saja beasiswa yang dicover, dan bidang apa yang nanti saya pelajari disitu. Benar-benar tidak saya pelajari lebih detail atau tidak pikir lama, langsung gass. Namun sekilas saya baca ulang disitu memberikan kesempatan untuk mahasiswa yang diterima dari perekrutan tersebut bisa mendapat dukungan dana dari program BK21 (Brain Korea 21), lha jenis beasiswa apa itu juga saya belum mengerti saat itu. Yang penting dapat dukungan dana saya ambil saja untuk apply. Bulan Maret proses pendaftaran dan seleksi, April mengumpulkan berkas dan seleksi administrasi. Bulan Juli baru mendapat pengumuman kelulusan yang diterima dan Agustus harus sudah masa orientasi mahasiswa baru. Pada waktu itu pemberitahuannya Awal Agustus sudah dianjurkan untuk datang ke Korea untuk menjalani karantina. Sungguh sangat terkejut dan panik sekali saat itu, karena pikiran saya sungguh terlalu cepat belum menyiapkan apapun, bahkan proses izin kerja saja belum, sedangkan hal terebut membutuhkan proses yang lama, belum mengurus keluarga, meninggalkan rumah dan lain sebagainya. Namun akhirnya takdir berkata lain dengan semua proses yang panjang akhirnya bisa benar-benar berangkat di awal tahun 2022. 


Kembali lagi bahwa Korea Selatan awalnya bukanlah sebuah impian saya saat itu, namun menjadi impian saya saat ini. Saat ini saya benar-beanr tertarik untuk hidup dan belajar di Korea, saya tertarik berjumpa dengan orang-orang hebat di Negeri Gingseng ini. Akhirnya suratan takdir mengarahkan saya hingga saya saat ini bisa diterima di salah satu Universitas di Korea Selatan. Semua ini adalah hasil dari ikhtiar dan do'a-do'a orang tua, guru, istri, keluarga dan teman-teman semua yang mengantarkan saya menggapai keberuntungan ini. Impian dan keberuntungan adalah suratan takdir yang digariskan oleh yang Maha Kuasa yang dicapai dengan usaha dan do'a. Saya yakin semua teman-teman juga bisa menggapainya, tinggal seberapa besar impian dan kemauan untuk mencapainya. Dari situlah keberuntungan bisa dijemput, karena keberuntungan hanya diperoleh untuk orang-orang yang menyiapkan segalanya dengan baik. 
 
 


Busan, February 2022


Posting Komentar untuk "Belajar di Negeri Gingseng Impian atau Keberuntungan?"