Arahan atau Belenggu
Semua orang mempunyai
keninginan dan impian, kadang impian mereka jauh melebihi apa yang di duga
orang lain, sehingga banyak orang menertawakan dan meremehkan apa yang menjadi
impian kita. Saran yang di berikanpun disampaikan dengan kata-kata bijak yang
realistis dan logis. Namun kata-kata bijaknya bisa menenggelamkan mimpi kita,
yang intinya Kita tidak boleh berfikir yang tinggi-tinggi, maunya kita harus mengikuti
alur, mengalir seperti air toh semua sudah ditakdirkan oleh sang ilahi.
(seakan-akan dia tahu takdir ilahi yang tidak tinggi –tinggi itu ). Pokoknya Busyit deh dengan kata bijaknya,
kalau toh hanya akan mematahkan impian yang kita bangun. Realistis dan logis
juga sih yang disarankan, kita tidak boleh berangan yang tinggi-tinggi entar
jatuhnya sakit, kita mengalir saja mengikuti takdir ilahi yang penting barokah.
Ya kata-kata barokah tersebut seakan
menjadi senjata untuk mematahkan harapan kita. Padahal mana yang barokah mereka
juga belum tahu. Mengalir saja, ikuti saja, to’at saja, jangan tinggi-tinggi,
jalani yang pasti saja dan lain-lain. Namun dengan kata-kata tersebut kita
seakan tidak boleh bermimpi melebihi dari apa yang mereka pikirkan. Dibantahpun
akan jadi perdebatan, tak akan memberikan solusi untuk dipecahkan. Diikuti pun
akan menenggelkamkan impian, tidak diikutipun impian kita juga belum tentu bisa
kita wujudkan. Hadeh… .
Entah mana yang benar mana
yang salah, masih belum dimengerti. Kasusnya hanya sebenarnya sepeleh, ketika
kita menginginkan kebebasan untuk bisa meraih apa yang menjadi angan-angan
kita. Ketika kita ingin tidak terbelenggu, yang menurut pikirannya ketika dia
bertahan disana dia akan terikat dan terbelenggu tanpa bisa berkespresi seperti
apa yang dia angankan. Sedangkan
bayangan dia, dia ingin bebas dan berkarir diluar mencari wawasan dan
pengalaman luar. Meskipun sebenarnya mana yang akan menjamin lebih baik dia
belum tahu .
Posting Komentar untuk "Arahan atau Belenggu"