Teknik Pembawa Acara
Teknik Pembawa Acara
(Master Of Ceremony)
A. Awalan
Sering kali disikitar kita lihat pada suatu
event-event atau dalam suatu acara pasti ada seorang yang membuka acara atau
sebagai pengantar acara. Memang kalau kita berbicara tentang pengantar acara
itu banyak macamnya, diantaranya adalah
- Pembawa Acara / MC
(Mster of Ceremony)
- Presenter
- Moderator
- Dll.
Kesemuan
itu pada dasarnya adalah sama fungsinya yaitu sebagai Pengantar Acara
atau yang berperan penting dalam jalannya acara. Namun semua itu berbeda – beda cara dalam
membawakannya, disesuaikan dengan event atau acara yang dihadapi. Dimana kita harus menggunakan sebagai metode Presnter,
Moderator atau MC. Kita harus tau acara yang dihadapi.
Moderator adalah pengatar acara atau yang betanggung jawab atas jalannya acara mulai awal hingga akhir. Biasanya dalam membawakan acara menggunakan bahasa-bahasa ilmiah. Ini baiasanya dilakukan dalam acara seminar, diskusi, atau rapat. Presenter adalah pengatar acara atau yang betanggung jawab atas jalannya acara mulai awal hingga akhir. Biasanya dalam membawakan acara menggunakan bahasa-bahasa keren,gaul atau menghibur. Ini biasanya dilakukan dalam acara panggung hiburan, Pentas Seni, atau Kuis. Sedangkan MC (Master of Cewremony) atau yang lazimnya disebut Pembawa Acara ini biasanya dilakukan dalam sebuah acara yang bersifat formal atau resmi /non resmi.
Kesemuan itu berebeda – beda cara dan
tempat melaksanakannya disesuaikan dengan acara yang dihadapi namun sama
fungsinya yaitu senagai pengantar acara atau yang bertanggung jawab atas
jalannya sebuah acara.
B.
Master Of Ceremony
Dalam kesempatan kali ini, kita berbicara tentang pembawa Acara /MC (master of Ceremony) dalam sebuah acara yang bersifat formal.
Dalam kesempatan kali ini, kita berbicara tentang pembawa Acara /MC (master of Ceremony) dalam sebuah acara yang bersifat formal.
Pembawa
acara yang bersifat formal ini juga ada berbagi macam sifat antara lain :
- Resmi
- Semi Resmi
- Non Resmi
Acara Semi Resmi yaitu acara yang hampir sama
dengan acara resmi, dalam penggunaan bahasa atau ejaan bahasa, tapi sifatnya tidak
menuntun, disusaikan dengan kondisi acara yang dihadapi. Biasanya ini yang
sering kita lakukan dalam membawakna acara. Seperti dalam acara , keagamaan,
peringatan – peringatan hari besar, dll.
Acara Non Resmi yaitu acara yang tidak resmi dalam
mengantarkan sebuah acara, bukan berarti tidak menetapi aturan – aturan
melainkan aturan – aturannya fleksibel disesuaikan dengan kondisi, biasanya
bahasa yang digunakan tidak baku
atau menggunakan bahasa campuran, dan sifatnya tidak menuntun sekali. Biasanya
dilakukan dalam acara ; Reuni, Tasyakuran, dll
a. Tugas Pembawa Acara
Pada dasarnya seorang pembawa acara
bertugas sebagai pengantar acara mulai awal hingga akhir, namun ada beberpa hal
yang perlu diperhatikan sebagai pembawa acara :
1. Menyusun Jadwal Acara
Pembawa acara harus tau
susunan acara yang berlangsung. Untuk menyusun acara. Pembawa Acara harus
sosialisasi dulu dengan panita penyelenggara acara, agar acara tidak simpang
siur. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan didalam menyusun acara, antara
lain; siapa petugas – petugas yang mengisi acara, berapa deadline waktu yang
diperlukan, bagaian acara mana dulu yang harus didahulukan.
2. Membacakan Susunan
acara
Pembawa acara juga bertugas
untuk membacakan susunan acara yang berlangsung mulai awal hingga akhir. Ada dua model dalam
membacakan susunan acara tersebut; yang pertama susunan acara di bacakan
terlebih dahulu sebelum salam, atau mulai acara. Biasanya ini dilakukan
di bawah podium atau sebelum naik ke podium/pentas. Yang kedua susunan acara
dibacakan setelah salam atau setelah membackan muqoddimah. Biasanya dilakukan
di atas podium/pentas.
3. Membuka acara
Pembawa acara harus membuka
acara terlebih dahulu sebelum memulai acara atau sebelum memanggil pengisi
acara. Entah itu dengan membaca suratul fatikhah atau yang lain, sesuai
dengan keyaknian dan disesuaikan dengan kondisi.
4. Memanggil petugas –
Petugas acara
Pembawa acara memanggil
pengisi acara sesuai dengan job atau tugas yang ditentukan oleh panitia. Jagan
sampai teledor dalam memangil atau salah orang. Memanggil petugas acara harus
dengan sopan dan ramah.
5. Menutup Acara
Setelah acara telai usai maka
pembawa acara harus juga menutup acara, minta izin untuk meninggalkan acara
sekaligus sebagai intruksi bahwasanya acara telai usai. Juga ada dua cara dalam
menutup acara, yang pertama acara ditutup setelahnya do’a dibacakan atau
sudah tidak ada petugas lagi yang mau mengisi. Yang kedua menutup acara sebelum do’a atau masih ada
satu petugas terakhir yang akan mengisi acara.
b. Etika dalam
Membawakan Acara
Beberapa etika yang perluh
diperhatikan dalam membawakan sebuah acara antara lain :
1. Cara Berpakaian
Seorang pembawa acara harus
berpakaian sesuai dengan acara yang dipandunya,yang jelas harus rapi dan sopan.
Dalam berpakaian bagi pembawa acara adalah ditekankan pada fleksibelitas acara,
kapan harus memakai pakaian batik dan kebaya, kapan memakai kopyah atau
berbusana muslim, dll.
2. Cara Bersikap
Pembawa acara dalam membawakan
acara harus mampu tampil tenang, sopan, ramah dan percaya diri. Namun tidak
tampak angkuh dan cemberut. Seharusnya bersikap ramah dan selalu senyum atau
menampakan wajah yang ceriah. Dan harus
dijauhkan sifat dibuat-buat, karena hal itu akan berdampak kurang baik.
3. Cara Memandang
Seorang pembawa acara didalam
membawakan acara harus memandang seluruh hadirin yang hadir baik yang berada
disamping kanan, kiri, lebih – lebih di depan. Pembawa acara tidak
diperkenankan mengarahkan pandangan ke bawa atau ke atas. Pandangan pembawa
acara harus menatap seluruh hadirin yang datang dengan pandangan yang teduh dan
bersahabat, di samping itu pembawa acara hendaknya murah senyum dan muka
berseri.
4. Cara Berdiri
Bagi Pembawa acara posisi yang
baik adalah berdiri kecuali acara yang dikemas lesehan. Adapun cara berdiri
bagi pembawa acara adalah tegak namun tidak terlalu kaku, juga tidak terlalu
santai atau lembek. Begitupula posisi tangan tidak terlalu kaku dalam posisi
siap maupun istirahat ditempat. Tangan jangan selalu di goyang-goyangkan
kedepan /kebelakang.
5. Cara Memposisikan
Microfon
Posisi microfon hendaknya
tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh. Kalau terlalu dekat nanti
dikhawatirkan suara akan gaung/mendengung dan tidak jelas, dan jika terlalu
jauh suara akan tidak jelas dan tidak terdengar. Jadi diposisikan standar atau
disesuaikan dengan microfonnya sekirannya suara terdengar jelas.
6. Cara Memegang Catatan
Seorang pembawa acara didalam
memegang catatan dipegang dengan satu tangan, kiri atau kanan. Jangan sampai
memegang dengan kedua tangan agar kesannya tidak seperti petugas upacara.
7. Cara Memanggil Petugas
Pengisi Acara
Pembawa acara dalam memanggil
petugas pengisi acara seharusnya dengan bahasa yang halus dan ramah. Dalam
memanggil nadanya jangan terlalu kaku atau keras nanti kesannya seakan – akan
memerintah. Jadi seharusnya dengan nadah rendah dan ramah seperti seorang
memohon pada seseoarng.
c. Keterampilan Berbahasa
atau Mengeja
Peranan bahasa sangat penting
bagi pembawa acara, terlebih lagi keahlian atau terampil berbahasa atau
berbicara dimuka umum adalah gampang – gampang susah. Dikatakan gampang
karena hal itu tidak sulit yang kita bayangkan, dikatakan sulit karena tidak
semua orang dapat melakuakn hal itu. Adapun yang perlu diperhatikan dalam
pengejaan bahasa antara lain :
1. Pelafalan Kata
Seorang pembawa acara dalam
melafalkan kata – kata harus jelas, terutama dalam memanggil petugas pengisi
acara. Didalam pelafalan hendaknya pembawa acara menggunakan kata – kata yang
baik dan benar mudah dimengerti.
2. Selektifitas kata
Dalam menggunakan atau memilih
kata – kata seharusnya menggunakan kata – kata yang tepat, selain baik dan
benar. Dikarenakan hal itu akan menampakkan nilai negative terhadap
keterampilan pembawa acara. Dalam mengucapkan sesuatu seharusnya menjauhkan
kata – kata yang asing, yang dirasa tampak keren, semisal “ hadirin om-om dan
tante-tante yang enjoi” yang seharusnya “hadirin bapak ibu yang berbahagia”,
atau “kami selaku Pengatur roda acara” yang sehrusnya “ kami selaku
pengantar acara”,dll.
3. Intonasi
Intonasi suara memainkan
peranan penting bagi pembawa acara, terutama tekanan dalam jeda perkata. Dan
yang perlu diperhatikan kapan kita meninggikan suara dan kapan kita merendahkan
suara.
4. Efektifitas Kata
Peranan
kata – kata yang efektif sangatlah penting, karena pembawa acara berbeda dengan
moderator dan presnter. Meski fungsi dasarnya sama namun berbeda dalam
pelaksanaanya. Jadi kata-kata yang diucapkan harus menitik beratkan pada
pemahaman, bukan ilmiah atau kata yang asing
baguus
BalasHapusThank,....
HapusMakasih, berguna banget buat modal saya
BalasHapusOh gitu ya,......
BalasHapusWee, membantu sekali, doakan acara yang saya bawakan besok Sabtu lancar bang hehe
BalasHapus