Tantangan Work From Home
Pagi ini saya mulai bekerja dari rumah, tepatnya di teras rumah. Saya buka laptop duduk bersandar di dinding teras menghadap taman, yang diiringi dengan angin pagi yang behembus sejuk. Kicauan burung yang saling bersahutan mengiringi suasana pagi ini. Suasana yang sangat memanjakan. Sengaja bekerja di depan rumah (teras) untuk mendapatkan oksigen dan udara yang segar, selain itu mata juga tidak jenuh hanya menghadap cerahnya monitor laptop, tapi juga bisa melihat hijaunya dedaunan di taman rumah Biasanya saya bekerja di dalam rumah tepatnya di kamar ke-2 (Read: Baiti Jannati).
Dalam suasana saat ini (Pandemic Covid-19) sering kali melaksanakan work from home (WFH), bekerja tidak harus datang ke kantor. Ya ada tantangan kalau saya harus bekerja dari rumah, pertama salah satunya ya pasti dkrecokin sama anak-anak (Red: Anak), yang kedua adalah kurang kemauan (malas), yang ketiga Ngantuk. Bagaimana tidak mungkin tanpa pengawasan dari atasan, tanpa tempat kerja yang semestinya, bisa membuat kita terlena akan tugas yang harus dikerjakan, apalagi kalau tidak ada tugas spesifik yang harus dikerjakan dan diselesaikan. Demikian itu sungguh sangat sulit, apalagi bantal guling yang selalu tersedia setiap saat, kalau tidak ada meja kursi ya pastinya kerja sambil delosoran (tidur tengkurap) yang akhirnya bisa jadi ketiduran. Ya bukan berarati saya seperti itu, itu cuma segi tantangan yang biasanya juga terjadi sih hehe. Oleh sebab itu niat dan kemauan dari diri sendiri memang diperlukan, meskipun kita berada di rumah kalau kita kerja ya harus kita maksimalkan dengan baik, apapun yang harus dikerjakan. Apalagi kerjaan dosen biasanya tidak hanya menoton pekerjaan adminsitrasi yang harus diselesaikan, tapi pekerjaan yang berdasarkan pada output yang ditargetkan sesuai dengan SKP (Sasaran Kinerja Pegawai) yang dibebankan. Terutama penelitian, pekerjaan yang bisa jadi tidak terikat oleh waktu dan jam kerja (bisa malam atau akhir pecan), tapi kita harus maksimalkan di jam kerja, karena kalau tidak dipaksakan demikian, mungkin tidak akan terkerjakan hehe 😃😃.
Pada intinya dimanapun kita bekerja, semua itu tergantung pada niat dari
diri sendiri. Kemauan untuk berinisiatif melakaukan sesuatu pekerjaan meskipun
itu tidak diperintahkan untuk segera diselesaikan. Inisiatif itulah yang saya
coba biasakan dimanapun berada, agar tidak hanya menunggu pekerjaan saja, kalau
tidak ada pekerjaan berarti kita hanya diam, santai dan tidur gitu (wau enak
banget). Ya meskipun hanya sebatas browsing artikel,
jurnal, membaca-baca artikel, literatur, buku dan jurnal itu menurut saya sudah
meruapakan bagian dari pekerjaan yang bisa dilakukan, karena tupoksinya seputar
hal tersebut. Jadi hanya sekedar itu
merupakan sudah bekerja (simpelkan), tapi hal demikian kadang dilupakan dan
tidak dilakukan. Padahal hal itu bisa menambah wawasan, menambah banyak
lietrasi untuk diterapkan dalam melaksankan kewajiban tridharma. Ya mungkin
selama ini diotak kita terjebak dengan istilah kalau bekerja yah mengerjakan
yang sifatnya administratif saja. Sedangkan kalau tidak ada pekerjaan
adminsitratif berarti kita diam (ya tidak begitu juga ferguso), padahal itu
bagi saya hanya sebatas tugas tambahan bukan dari tupoksi utama (Read: Dosen).
Semoga kita bisa maksimalkan WFH ini dengan pekerjaan yang produktif, sehingga menghasilkan sebuah output yang baik, meskipun tidak dalam lingkungan kerja. Karena apda dasarnya kita sudah digaji untuk bekerja, maka agar berkah dari gaji yang kita terima, mari kita maksimalkan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Semoga kita semua selalu diberikan kesehatan dan keberkahan, dan pandemi ini segera berakhir, sehingga kita bisa bekerja dan beraktivitas normal seperti sedia kala. Amiin
Posting Komentar untuk "Tantangan Work From Home"