Ambisi dan Strategi Yusril Ihza Mahendra
Nama Profesor
Yusirl Ihza Mahendra atau yang sering disebut Bang Yusril akhir-akhir ini
sering menghiasi media. Mulai dari keterlibatanya ingin menduduki kursi DKI 1
hingga pembelaanya atas orang-orang atau ormas yang dianggap didzholimi oleh kebijakan
pemerintah versi dirinya. Mulai menjadi tim pembela kampung luar batang, pasar
ikan hingga pembelaan terhadap pansus KPK dan Pembubaran HTI. Benar atau salah kebijakan
pemerintah, yang penting beliau seakan andil mencari muka untuk menjadi
pahlawan bagi golongan yang merasa diberlakukan kurang adil oleh pemerintah versi
dirinya J. Pansus KPK yang lahirnya dipaksakan
keberadaanya kini dia bela-belain untuk meligistimasi keberadaanya. Dengan dalih
dan silat lidah diupayakan untuk bisa memikat hati pemirsa yang terhormat 😏.
Begitupula
dengan pembubaran HTI yang dirasa oleh pemerintah sebagai ancaman yang
mengancam ideologi bangsa karena ingin mengganti ideologi pancasila dan
demokrasi dengan sistem khilafah islamiyah. Bang yusril yang ahli dalam
tatanegara, seharusnya lebih tahu tentang dasar ideologi bangsa yang harus
diprtahankan dan dilindungi dari ancaman, namun hal tersebut seolah bertolak
belakang dengan sikapnya yang membela
pembubaran ormas tersebut. Versi saya HTI dalam praktiknya secara jelas dan masif memplokamirkan tentang daulah islamiyah dengan sistem
khilafah, bisa dilihat dari website resminya atau bultien-bultien yang disebar
dilapisan masyarakat mulai sejak berdirinya di Indonesia. Propoganda yang dilakukan
salah satunya adalah dengan mengritik dan menyalahkan segala kebijakan pemerintahan, yang akhirnya dibuat opini bahwasanya demokrasi sudah tidak layak dan tidak bisa
mensejahtarakan rakyat . Ah sudahlah membahas HTI, bisa dicek di website
tentang ormas HTI tersebut L .
Kembali lagi ke
bang yusril, ikut sertanya dibarisan paling depan dalam pembelaanya seakan-akan
dipaksakan karena ada sesuatu yang terselubung yang ingin dia raih. Seolah-olah
ini bagaian dari strategi dan ambisinya untuk mencari perhatian atau cari muka.
Kita tahu mulai dari dulu bang yusril selalu memproklamirkan dirinya untuk
menjadi calon Presiden Indonesia, namun sayang setiap kali ada pemilu dia
selalau gagal meraih hasil yang sempurna. Bahkan partai yang dia dirikannyapun tidak
punya dukungan dan tidak masuk menjadi wakil di legislatif. Beralih-alih ingin
menjadi Presiden, diapun tidak ketinggalan di dalam kontes yag bergegsi ke-dua
yakni pencalonan Gubenur Ibukota Indonesia yakni DKI Jakarta, tapi sayang
ambisinya kandas karena tidak ada dunkungan dari partai politik yang akan
mengusungnya. Pembelaanya terhadap ormas yang akan dibubarkan oleh pemerintah sebagai
modal untuk mencari dukungan dan perhatian, karena kelompok atau ormas tersebut
merupakan ormas potensial yang mempunyai kader militan dan jaringan yang sangat
kuat dan masif. Ini merupakan strategi yang cimahi untuk kontes pemilu 2019,
dengan bekal perhatian dan dukungan dari mereka yang dia bela-belain, mulai
dari membela anggota dewan dengan Pansus KPK hingga membela ormas yang terancam
dibubarkan. Namun semoga apa yang beliau usahakan saat ini mengulang kejadian saat
kontes pilkada di DKI Jakarta, yang akhirnya beliau gigit jari sendiri. J
Coretan@fivwae
Posting Komentar untuk "Ambisi dan Strategi Yusril Ihza Mahendra"